Sejumlah pengguna facebook mempertanyakan kenapa hingga saat ini belum ada visualisasi gempa yang terjadi di Mentawai baik yang disiarkan melalui televisi maupun media online dan media cetak sementara dikabarkan jumlah korban yang tewas sudah mencapai 112 dan tingkat kerusakan cukup parah.
Salah satunya sebagaimana dituliskan Widia Ningsih di dinding facebook pusat informasi gempa Sumbar yang menulis , "kenapa tdk ada liputan berita langsung dari stasiun televisi seperti yang di Yogya, sehingga kami bisa melihat seperti apa kondisi disana.
Hal serupa juga dikemukakan Febrianto Salim Media yang menulis,"... media apa saja, tolong secepatnya datang ke Mentawai jangan hanya meliput dari Padang saja, saudara kita sangat butuh bantuan."
Febrianto juga menulis "... media elektronik meliput banjir Jakarta, Gunung Merapi di Sleman... tapi mana nyalimu meliput gempa Mentawai secara `live`?".
Menjawab hal tersebut sebagai Ketua DPRD Sumatera Barat, Yultekhnil mengatakan saat ini Akses ke Mentawai saat ini cukup terkendala mengingat sarana transportasi yang terbatas serta kondisi cuaca yang kurang baik.
"Jangankan media cetak atau elektronik, tim relawan yang mengirim bantuan baru bisa berangkat mulai Rabu pagi karena faktor cuaca yang buruk," kata dia.
Untuk menuju Pagai Selatan yang berjarak 125 mil laut hanya bisa ditempuh melalui jalur laut dengan menggunakan kapal feri dengan lama perjalanan 10 jam dan jika menggunakan kapal cepat bisa ditempuh dalam empat jam.
Sementara dengan jalur udara hanya bisa ditempuh dengan helikopter karena daerah tersebut tidak terdapat bandara yang bisa didarati oleh pesawat.
Hal itu juga dibenarkan oleh redaktur www.antara-sumbar.com, Hadi Wijaya yang mengakui akses kelokasi sanggat sulit sehingga belum bisa didapat visualisasi bencana tersebut.
"Kita sudah menurunkan dua orang wartawan untuk langsung menuju lokasi namun karena faktor cuaca dan sulitnya transportasi baru bisa berangkat Rabu," kata dia.SUMBER
ini lah photo jenazah beliau
Detik-detik menantikan Urzua di atas perut bumi dengan kapsul 'Phoenix' itu sangat menegangkan sekaligus membahagiakan. Dari siaran langsung CNN, Kamis (14/10/2010) Presiden Chili Sebastian Pinera tampak terharu dan tak henti tersenyum menantikan kapsul 'Phoenix' itu.
Begitu kapsul 'Phoenix' muncul dan pintunya dibuka, sontak para penyelamat dan orang-orang yang berada di lokasi bersorak, termasuk Pinera. Sirene pun dibunyikan, tepat pada pukul 08.00 WIB. Evakuasi berlangsung 22 jam 37 menit seperti stopwatch yang dipasang CNN.
Urzua yang mengenakan kaca mata hitam pun keluar dan langsung berpelukan dengan Pinera dan beberapa kerabatnya. Pinera berkata kepada Urzua yang menjadi supervisor shift dari kelompok ini, dan membuat keputusan menyelamatkan kelompoknya pada hari pertama tambang runtuh.
"Kamu telah menjadi bos dan pemimpin yang baik dari kelompok ini," ujar Pinera dengan mata berkaca-kaca dan bersalaman dengan Urzua.
Pinera menambahkan dia bangga bahwa Urzua yang berhasil memenuhi tugasnya, tak lupa Pinera juga menyatakan rasa bangganya kepada para penambang.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya berdoa bahwa ini tidak terjadi lagi. Terima kasih kepada para penyelamat dan setiap orang yang datang ke sini," jawab Urzua.
Mereka kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Chili dan mereka berpelukan satu sama lain.
ingin melihat photo-photonya lihat di SINI